Kamis, 12 Agustus 2010

cerita inspirasi

Aku Butuh TanganMu
Seorang suster. Setelah terjadi hujan lebat yang mendatangkan banjir dan menghanyutkan puluhan rumah penduduk di daerah kumuh Philipina, datang mengunjungi tempat itu. Ketika tiba di Smoky Mountain yang terkenal itu, suster melihat seorang anak berdiri telanjang di depan sebuah rumah. Dinding rumah yang terbuat dari sisa-sisa sampah itu telah terbawa banjir. Dengan pandangan sejenak, segala yang ada dalam rumah tersebut bisa dilihat tanpa hambatan apapun, karena memang rumah tersebut tak berdinding. Dengan penuh rasa belas kasih suster itu bertanya; "Di manakah ibumu?"

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut anak itu. Matanya memandang jauh ke depan. Namun pancaran matanya mengatakan bahwa ia tak memiliki masa depan yang jelas. Ia telah kehilangan segalanya. Kedua orang tuanya telah hanyut bersama banjir. Dan satu-satunya yang kini ia miliki cumanlah sebuah rumah tak berdinding, sebuah rumah tak beratap. Matanya jauh menatap sebuah kehampaan.

Sang suster seakan mendapat pukulan yang keras dalam bathinnya. Kata-kata Yesus terdengar jelas di telinga suster itu; "Aku datang agar kamu memperoleh kepenuhan hidup." Namun......apakah anak ini memperoleh kehidupan yang penuh?? Suatu kepenuhan dalam kehampaan?? Dalam kebisuannya, anak itu seakan berkata; "Aku butuh uluran tanganmu."

Suster itu bertanya keras; "Yesus, apakah Engkaupun datang untuk anak yang malang ini?? Dan apakah yang harus aku perbuat???"

Peristiwa ini ternyata menjadi awal pertobatan suster tersebut, yang selanjutnya mengabdikan diri untuk hidup bersama kaum miskin, membantu mereka untuk bangun dan membantu diri sendiri.

Banyak orang di sekitar kita membutuhkan ketulusan uluran tangan kita.
Temanku, Tuhan membutuhkan tanganmu.
Jangan Menahan Kebaikan
Hari masih pagi. Seorang pemuda tertunduk terisak-isak di pojok rumah saya. Badannya kurus, tinggi, berkulit hitam. Kacamata minus menempel di atas hidungnya. Saya mendekatinya dan bertanya, "Ada apa, Mas?"

Dia mengangkat wajahnya. Pipinya basah oleh air mata. "Saya kehabisan uang," katanya lirih.

"Ceritanya bagaimana, sih ?" tanya saya lebih lanjut.

"Saya bekerja di Wonosobo dan mau pulang ke Surabaya. Waktu turun dari mobil travel, tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi. Begi sadar, uang di dompet sudah lenyap," ceritanya.

"Nama Mas siapa?" tanya saya. "Yohanes" jawabnya pendek. Saya melirik, ada kalung salib besar terbuat dari kayu di lehernya.

"Mas kok bisa sampai di sini?" tanya saya. "Saya jalan kaki dari Jogja," jawabnya. Saya agak ragu dengan ceritanya. Mungkinkah dia berjalan lebih dari 20 km? Saya melirik bawaannya. Dia menjinjing tas koper besar. Di punggungnya ada tas ransel. Benarkah dia kehabisan uang? Jangan-jangan ini hanya taktik penipuan.

Namun, saya lalu teringat kotbah pendeta Petrus Sukadi: "Jangan menahan kebaikan! Selagi kita masih bisa melalukan kebaikan, jangan pernah menahannya."

Saya juga ingat nasihat teman saya, Pak Xavier, "Tugas kita adalah memberi selama kita mampu. Soal, apakah cerita orang itu benar atau bohong, itu urusan dia dengan Tuhan. "

Ah, benar juga!

Saudara, Tuhan menganugerahkan berkat kepada kita. Berkat itu tidak untuk dinikmati sendiri, tapi juga untuk disalurkan kepada oran lain. Dengan begitu, orang lain juga dapat menikmati kebaikan Tuhan.

Setiap kali ada kesempatan untuk berbagi berkat, mari kita lakukan dengan sukacita!
Lukisan Tuhan Atas Hidupmu
Suatu malam, saya bermimpi setelah saya berdoa tentang begitu banyak hal dalam hidup yang mengganggu saya dan bertanya kepada Tuhan, "Mengapa ini terjadi?" Di dalam mimpi tersebut, saya sedang duduk di samping kanvas besar yang tertutup dan Tuhan berdiri di hadapan saya. Perlahan-lahan Dia mengangkat lukisan kanvas hidup saya sambil berkata-kata:

"Anak-Ku, Aku telah mendengar pertanyaan mengapa-mu. Aku ingin menunjukkan kepadamu apa yang telah Ku-lukis di kanvas kehidupanmu. Aku tahu kau berpikir bahwa Aku tidak mendengar doa-doamu, tapi Aku jamin Aku mendengar setiap kata, karena Aku berada di sana bersamamu. Kamu lihat, Aku sedang melukis kehidupanmu di sebuah kanvas. Aku melihat setiap air mata, dan setiap saat tersebut, Aku telah melukisnya."

"Kamu lihat, Aku melukis hidupmu ketika kamu dalam kesakitan dan mencatnya dengan warna biru safir, warna yang sangat Ku-sukai. Aku melukis hidupmu ketika kamu merasa sendirian dan mencatnya dengan merah. Aku melukis hidupmu ketika kamu bahagia, dan mencatnya dengan warna emas. Aku melukis hidupmu ketika kamu berlari ke lengan-Ku, menghabiskan banyak waktu dengan Aku dan Aku mencatnya dengan warna ungu."

Dia mengangkat potret dan saya pun menahan napas, ketika saya melihat kanvas hidup saya - Dia telah melukis pelangi tersebut yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Disaat itulah saya sadar bahwa Dia telah berada di sana sepanjang waktu dalam hidup saya. Lewat semua kejadian yang telah saya lalui, Dia ingin membuat hidup saya seperti lukisan pelangi.

Dia menggunakan semua warna ... semua waktu tersebut... Dia ada disana, tepat di samping saya, menyebabkan semuanya bekerja sama untuk kebaikan saya. Dan dari semua hal tersebut, Dia telah menciptakan keindahan seperti pelangi yang kedua mata saya sendiri tidak bisa melihat seluruhnya.

Kemudian saya terbangun dari mimpi. Tidak pernah lagi akan saya ragukan cinta Tuhan. Dan entah bagaimana, saya tahu bahwa di setiap waktu yang akan datang saya akan mengingat pelangi, dan kasih Allah, selalu ...

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
(Roma 8:28)
Belajar Dari Semut
Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya utk menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah ia di bawah sebuah pohon yang rindang. Dilihatnya Salomo sedang asyik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo.

"Anakku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.

"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.

"Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi," jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini," sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah, itulah kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. Tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut jika engkau nanti menjadi seorang raja, " jawab Raja Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore," jawab Salomo.

"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.

"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? Mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja," Salomo mencoba mengajukan argumennya.

"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja," jawab Raja Daud.

"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut," sambung Raja Daud.

"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengerti," pinta Salomo.

"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. Tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."

"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."

"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut," sambung Sang Daud.

Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo, "Anakku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."

Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.
KELUARGA(FAMILIY)
Tuhan,aku mendapati bahwa silsilah juruslamatku secara aneh memiliki pola empat perubahan luar biasa dalam empat generasi berturut-turut.

Rehabeam memperanakkan Abia;artinya,ayah yang jahat memperanakkan anak yang jahat
abia memperanakkan asa;artinya,ayah yang jahat memperanakkan nak yang baik
Asa memperanakkan Yosafat;artinya,ayah yang baik memperanakkan anak yang baik
Yosafat memperanakkan Yoram;artinya,ayah yang baik memperanakkan anak yang jahat

Aku mengerti ,Tuhan dari situ bahwa kesalehan ayahku tidak dapat diturunkan;itu kabar buruk bagiku.Namun,aku juga mengerti bahwa ketidaksalehan yang sesungguhnya tidak selalu diturunkan ;itu kabar baik bagi putraku


PRIDE(KEBANGGAAN)
Ketika dua ekor bebek sedang bersiap siap untuk penerbangan tahunan mereka keselatan dalam musim dingin ,sahabat mereka Tn.katak menyampaikan kepada mereka keinginannya untuk ikut serta.”Kamu tidak punya sayap,”kata bebek bebek itu.
“memang tidak ,”kata Tn.katak,”tetapi kalian berdua bersedia memegang tongkat ini dengan mulut kalian ,aku akan menggenggamnya di tengah tengah dengan mulutku,dan kita akan pergi bersama-sama.”
Semuanya berjalan dengan sangat baik.Bagaimanapun juga,sewaktu mereka terbang di atas sebuah padang rumput.dua sapi memandang keatas dan melihat trio itu.seekor dari kedua sapi itu berkomentar,”Wah,ada dua bebek pintar sedang terbang !”
Tn katak mendengar hal tersebut,ingin mendapatkan pujian penuh untuk gagasannya,berkata pada sapi sapi itu,”tidak,ini ga-gaaaa-saaan-kuuu….”
(Aesop:pengarang fable dari yunani)
WORSHIP(IBADAH)

"Tersenyumlah,Tuhan mengasihimu!"desak sebuah kancing kuning kecil di dada sejuta orang kristen.gemetarlah,Tuhan mengasihimu!Menangislah,Tuhan mengasihimu!Gigihlah,Tuhan mengasihimu!Bertobatlah,Tuhan mengasihimu!sebagaimana yang terus dikatakan Dorothy day yang terkenal buruk dari Catholic Worker,"Tuhan adalah kasih yang keras dan menakutkan."Perayaan yang kita sebut ibadah lebih sedikit berhubungan dengan kepuasan mengejar kabahagiaan dari pada dengan pengabaian terhadap pengejaran kebahagiaan.Dalil kristen adalah bahwa hanya saat kita masuk ke dalam penderitaan dan janji akan kasih Tuhanlah kita menemukan kedamaian yang melampaui apa yang di pahami dengan kebahagiaan.

AFFLICTION(KESUSAHAN)
Yang baik dari masalah umumnya bukan ketika kita sedang berada dalam masalah,melainkan ketika kita keluar dari masalah.
Yesus menjanjikan tiga akibat bagi mereka yang mau mengikut dia.Mereka akan bahagia secara tidak masuk akal,sama sekali tidak gentar,dan selalu berada dalam masalah

AFFLICTION(KESUSAHAN)
Yang baik dari masalah umumnya bukan ketika kita sedang berada dalam masalah,melainkan ketika kita keluar dari masalah.

Saya merasakan kepuasan rahasia dalam besarnya kesulitan.jauh dari menjadi sedih karenanya,kesulitan-kesulita justru menyukakan jiwa saya.Saya tidak berbuat apa-apa selain berdoa.Doa dan iman membantu saya mengatasi berbagai berbagai kesulita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar